Seberapa perkasanya Demak Bintoro ?
Seberapa perkasanya Demak Bintoro ?
Lebih perkasa dan mutakhir daripada Sriwijaya, Pajajaran, Melaka maupun Aceh di era yang sama.
Seperti telah kita ketahui, Sriwijaya tak berdaya menghadapi expansi bangsa Tamil dari India sehingga seluruh semenanjung Malaya, Sumatra dan Sunda takluk dibawah Chola. Pun Sriwijaya tak berdaya menghadapi invasi bangsa Thai dari Tiongkok Selatan yang menyerbu bangsa Mon dan Khmer hingga jatuh dan merebut bagian utara semenanjung Malaya sehingga Sriwijaya dan penerusnya kehilangan Tanah Genting Kra , yang strategis karena merupakan laluan perdagangan antara Barat dan Timur Asia saat itu.
Kemudian bangsa Portugis menaklukkan Empayar Melaka yang menguasai sebagian besar semenanjung Malaya dan Sumatra dengan penduduk berjumlah sekitar 200 ribu jiwa. Dilanjutkan pula menyeberang ke Sumatera dan menaklukkan Samudera Pasai dan beberapa negeri lainnya diserbu atau dibumihanguskan. Seandainya Sriwijaya masih ada di puncak kejayaannya pun tak akan sanggup melawan serdadu Portugis dengan persenjataan mutakhir didukung galleon, meriam dan para Conquestador. Portugis juga menduduki Maluku sebagai penghasil rempah-rempah dan mereka melakukan penjajahan, pengkristenan dan monopoli perdagangan.
Untuk dapat menguasai seluruh Nusantara maka Portugis harus menguasai pulau Jawa. Oleh sebab itu mereka berkerja sama dengan penerus Majapahit (Daha) , Pajajaran (Sunda) dan Blambangan. Mereka perlu membungkam Demak yang selalu menggempur mereka di Malaka, juga membantu negeri-negeri Sumatra, Semenanjung Malaya dan Maluku melawan Portugis. Namun Demak bergerak cepat, menggempur Pajajaran di barat dan Majapahit di timur. Koalisi Sunda dan Portugis dikalahkan dan dengan kekalahan Pajajaran maka bagian utara Pasundan jatuh ke tangan Demak Bintoro. Koalisi Kediri dan Bali juga dikalahkan. Portugis mengerahkan 600 serdadu dengan diangkut oleh 4 kapal (Galleon) dan kapal-kapal lain yang lebih kecil dipimpin oleh Fransisco De Sa. Tetapi pasukan mereka dikalahkan oleh Demak. Dua kapal mereka ditenggelamkan dan banyak pasukannya yang tewas sehingga mereka mundur ke Malaka.
Kekalahan Portugis memastikan pulau Jawa aman dari penjajahan bangsa Barat selama sekitar 150 tahun kemudian. Armada Demak melakukan pengawasan di Laut Jawa sehingga kapal-kapal Portugis memilih rute menghindar memutar lewat utara Kalimantan.
Kekuatan bersenjata yang harus dihadapi oleh Demak:
Majapahit atau Daha dengan 200 ribu prajurit, dilengkapi pasukan gajah dan kereta perang
Pajajaran atau Sunda dengan 100 ribu prajurit, banyak yang merupakan pasukan berani mati
Nagara Daha atau Kalimantan dengan puluhan ribu prajurit yang merupakan lawan dari pangeran Samudra (yang kemudian dibantu dan diislamkan oleh Demak).
Demak mempunyai Waju Rante dan juga meriam yang menggelegar memporak-porandakan barisan musuhnya. .
Tahun 1470 an berdirinya kesultanan Demak Bintoro di Glagah Wangi. Kerajaan ini memperluas kekuasaannya sampai keseluruh pesisir Utara, dari Cirebon sampai Pasuruan.
Penaklukkan atas Jawa Timur dan Madura, Jawa Tengah dan Yogyakarta saat ini berhasil dan kerajaan besar Hindu Jawa terakhir penerus Majapahit yaitu Daha dapat ditumpas. Penaklukkan Jawa Barat berhasil mengalahkan Sunda atau Pajajaran, hanya tersisa daerah pedalaman yang masih bertahan. Bekas Sriwijaya, yaitu Palembang juga ditaklukkan dan kekuasaannya meluas meliputi Sumatra Selatan, Jambi dan Bangka Belitung. Penaklukkan atas Kalimantan berhasil menaklukkan kerajaan kerajaan Hindu pengikut Majapahit seperti Nagara Daha dan Sukadana. Kemudian semenanjung Malaya diserbu dengan armada Utara yang nyaris menaklukkan Malaka Portugis.
1519 M - Sukadana menjadi bawahan kesultanan Demak, kadipaten Jawa yang melepaskan diri dari Majapahit akibat perang sipil beberapa dekade sebelumnya. Negeri ini mengklaim sebagai penerus Majapahit yang sah dari garis keturunan wangsa Rajasa. Penaklukkan Sukadana dipimpin langsung oleh penguasanya, Adipati Unus.
1521 M - Demak menundukkan Labai Lawai dan Sintang, dua wilayah terakhir di Kalimantan Barat yang saat itu masih setia pada Majapahit. Beberapa bangsawan Majapahit yang tengah berada di daerah itu melarikan diri ke pedalaman, menuju kerajaan Selimbau dan Silat.
1525 M - Demak mengirim armadanya menggempur Negara Daha. Pangeran Tumenggung akhirnya menyerah setelah kalah dalam perang dan menyerahkan Negara Daha sebagai
bagian dari Banjar, bawahan Demak. Aji Raja Mahkota Mulia Alam naik tahta di Kutai Kartanegara. Raja ini kemudian menjadi penguasa Kutai pertama yang memeluk Islam. Pengaruh Jawa juga meluas di Kutai dan Paser.
1526 M - Pangeran Samudra memeluk Islam, lalu mengganti namanya menjadi Sultan Suriansyah. Banjar pun berubah menjadi kesultanan. Negeri baru ini kemudian melanjutkan penaklukkan terhadap sisa-sisa Negara Daha, termasuk Sarang Paruya ikut takluk pada Banjar. Hikayat Banjar menuliskan bahwa negeri-negeri atas angin (Paser, Kutai, Berau, Sulu) dan bawah angin (Sukadana, Landak, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang) juga telah menjadi bawahan Banjar sejak masa pemerintahan Suriansyah. Mereka
dikabarkan turut serta dalam membantu penaklukkan terhadap Negara Daha setahun sebelumnya. Panembahan Pangeran Anom naik tahta di Sukadana.
1527 M - Di Jawa, Demak menaklukkan pemerintahan terakhir Majapahit di Daha, mengakhiri riwayat kerajaan tersebut.
Negeri negeri atas angin dan bawah angin semua telah dikuasai banjar, yang merupakan bawahan Demak.